Berbagi ilmu lah sebelum berbagi ilmu itu dilarang

Rabu, 15 Juli 2015

Cara Flash MTK Android Via SPFlashTool

Ok.....langsung ja ea......No basa basi.....GPL.....biar Cucok dah.....sebelum proses di mulai siapkan bahan-bahan untuk flashingnya


Yang harus disiapkan alat tempurnya :
1. SPFlashTool Download OR Other Verion
2. Driver MTK Android Download
3. Stock ROM Android MTK (klo g punya cari sendiri ja ea....) atau juga bisa dari backupan via mtkdroid yang sudah saya bahas di pertemuan sebelumnya
4. HH Agan yang ingin di Software/Flash

Cara Flash..... :
1. Extract semua alat tempurnya ....taruh di salam 1 folder (terserah nama foldernya apa ja boleh yg penting agan paham)
2. HH dalam keadaan usb debugging (klo ga ngerti cari tau di mbah google) kemudian colokkan HH via USB ke PC....truzzz Install "Driver MTK Android" sampai selesai...kemudian cabut HH dari koneksi PC dan matikan dulu hh agan....
3. Jalankan "Flash_tool.exe" yang berada dalam folder "SP Flash Tool v3.1316.0" kemudian klik "Scatter-loading" masukkan file "scatter"(file scatter adanya dalam folder Stock ROM Agan) lihat contoh gambar di bawah...
4. Sebelum proses Flashing HH agan dalam keadaan off/tidak menyala....kemudian klik "Download"...dalam keadaan mati pasang batre kemudian sambungkan HH agan via USB ke PC....dan tunggu hingga proses selesai dengan di tandai dengan icon sukses warna hijau....lihat gambar di bawah
Perhatikan : jika agan mempunyai masalah dalam pengerjaan proses diatas harap comment....saya tunggu....

eDu Cells
to be continue...
sumber : http://s4tri0.blogspot.com/2014/10/cara-flash-mtk-android-via-spflashtool.html

Jumat, 10 Juli 2015

ROM PureXperia Untuk Imo s50 Gunadarma


Kali ini gue akan bagi salah satu Custom Rom buat hape imo s50 Gundarma. untuk cara perhatikan dengan cermat. DO OWN YOUR RISK

Screenshot :




REQUIREMENT :
-ANY MT6572 base device 4.2.2 android
-Sudah terinstal CMW

Features :
A. Xperia Z2 HOME
B. Xperia Z2/Z1 Themes
C. Free Bug
D. Xperia Z2 SystemUI
E. Xperia Z2 Framework
F. Xperia Z2 Media Apps (Album, Movies, Walkman, Movie Creator, Vid&Music Unlmtd)
G. Xperia Z2 Apps (Clock, Calculator, Notes, Sketch, Socialife, Select, Email, Calendar,Downloads, Sound Recorder)
H. Xperia Z2 Widgets (Camera, Clock, Walkman, Photo, Weather, World Clock, Top Contacts, recent, tools)
I. Latest Xperia Keyboard
J. Xperia Z2 Fonts
K. Xperia Z2 Smart Social Camera
L. Xperia Z2 Style Settings
N. Xperia C Style Camera
O. Xperia Z2 Wallpapers
P. Xperia Z2 Sounds
Q. Xperia Z2 Bootanimation
R. True DOLBY Surround Sound 3D integration
S. Xperia Z2 build.prop
T. No network/Wifi issues
U. 3G SIM Switching
V. S-Force Surround Sound 3D
W. RAM Saving
X. Battery Savings
Y. Advanced Reboot Menu
Z. No Xposed PreInstalled
Z1. Smart Gestures
Z2. MANY BUILD.PROP TWEAKS FOR 3G , IMAGE AND VIDEO, SMOOTH UI , 16 BIT SUPPORT .
     3D PERFORMANCE IMPROVEMENT & INIT.D TWEAKS LIKE MALI400 BOOST , UNLOCK FPSE ,
     TOUCH AND GPU RENDERING , SWAP ENABLED ETC. and LOTs more......



Download ROM :
https://docs.google.com/uc?id=0BxrCswvD9nZncThBUkxGODJzNms&export=download

Download for Port it Fast Jelly Bean :
https://drive.google.com/file/d/0B-vinGk5lgpkdE53aUx5VTN6YWs/view?usp=sharing


Cara Instal :
-Matiin HP
-Masuk CMW ( Dengan cara tekan tombol power + Volume Up)
-Instal CUSROMnya dengan cara "Instal Zip From SD Card"
-Ikuti Langkah Langkah
-Instal Port it Fast Jelly Bean
-Reboot
-Enjoy

Cara Menghilangkan NavBar :
-Buka Root Exlrorer
-masuk ke System dan open With text editor file Build.prop
-Cari Tulisan qemu.hw.mainkeys=0/1  ( 0 Buat Munculin NavBar , 1 Buat Ngilangin NavBar )
-Save & Exit
-Reboot

Sumber : http://forum.xda-developers.com/android/development/rom-project-pure-xperiaui-final-t2955979
               https://www.facebook.com/groups/1480521488888144/

Rabu, 08 Juli 2015

25 Hal Yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Memasuki umur 25 Tahun

Usia 25 tahun sering diasosiasikan sebagai penanda kedewasaan seseorang. Seperempat abad menjalani hidup di dunia diharapkan bisa membuat seseorang cukup bijak menghadapi berbagai dinamika kehidupan di depan mata. Di usia ini pula banyak orang merasa hidup mereka “benar-benar dimulai”.
Jika memang usia 25 benar-benar krusial, hal apa sih yang perlu kamu tahu sebelum memasukinya? Bisakah kamu mempersiapkan momentum seperempat abad kehidupanmu mulai sekarang?

 1. Usia 25 Tahun Tidak Serta-Merta Mengubahmu Jadi Orang Dewasa

Menjadi 25 tidak mengubah kepribadianmu
Menjadi 25 tidak mengubah kepribadianmu via jungkookie-taetae.tumblr.com
Beberapa tahun lalu kamu berpikir akan benar-benar bertansformasi jadi orang dewasa di usiamu yang ke-25. Tapi ternyata kedewasaan tidak selalu berbanding lurus dengan umur. Di umur 25 kamu masih akan tetap sama seperti dirimu yang dulu. Bahkan terkadang bisa lebih kekanakan.
Di usia yang ke-25 kamu akan keheranan dan melihat apa yang sudah kamu lakukan selama ini. Rasanya sulit untuk percaya bahwa kamu yang masih sering berkelakuan seperti anak kecil ini sudah berumur 25 tahun.
“Kok gue gak ngerasa tua dan dewasa ya?”, adalah pertanyaan yang sering muncul di otakmu.


2. Kedewasaan Itu Tentang Cara Memandang Hidup

Semuanya terletak di perspektif
Semuanya terletak di perspektif via www.evanbleker.com
Saat masih remaja, kamu berpikir orang dewasa pasti punya pemikiran dan perilaku yang bijak. Mereka yang masih suka nongkrong dan ketawa ngakak bareng teman di usia 25-an tidak layak dijadikan panutan. Kamu pernah ingin jadi orang dewasa yang selalu tampak serius dan anggun.
Saat sudah memasuki usia 25, barulah kamu akan sadar:
Kedewasaan bukan hanya soal berapa lama kamu hidup, bukan pula tentang fasihnya mulutmu mengeluarkan kata-kata bijak. Dewasa juga tidak selalu setara dengan perilaku yang serius dan anggun.
Kamu bisa tetap jadi pribadi yang kacau, kocak dan suka berkumpul bersama teman. Karena kedewasaan sebenarnya adalah soal pola pikir.
Tidak ada yang salah dengan tetap menjadi orang yang suka baca komik, pakai baju warna-warni atau makan jajanan anak kecil. Dewasa atau tidak ditentukan oleh apa yang ada di otakmu. Bukan dinilai dari kegemaran atau pakaian yang kamu kenakan.

3. Beberapa Orang Memang Bisa Settle Dalam Kehidupan Cinta Di Usia 25 Tahun

Beberapa orang memang menikah di usia 25
Beberapa orang memang menikah di usia 25 via thegrandnarrative.com
Usia 25 dianggap sebagai usia paling ideal untuk menikah bagi kebanyakan orang Indonesia. Kamu akan melihat beberapa kawan dan sahabat yang selama ini tumbuh bersama memasuki babak baru kehidupan mereka. Bukan tidak mungkin kamu juga bisa jadi salah satunya ketika memutuskan menikah di usia 25-an.
Tidak bisa dipungkiri, usia 25 memang jadi titik yang penting bagi kehidupan cinta banyak orang. Kebanyakan anak muda sudah mulai bekerja dan ingin membawa komitmen cinta yang dijalani kearah yang lebih serius. Jangan kaget jika kehidupan cintamu juga jadi lebih jelas mau dibawa kemana diumur yang satu ini.

3. Tapi Jika Itu Tidak Terjadi Padamu, Dunia Tidak Berakhir Kok!

Masih sendiri dan cuma bisa bersandar ke bahu boneka? Chill!
Masih sendiri dan cuma bisa bersandar ke bahu boneka? Chill! via itasyapendekland.blogspot.com
Saat kehidupan cintamu belum juga menunjukkan tanda-tanda menuju kearah yang lebih serius di usia 25, ternyata hidup tidak berakhir kok. Kamu akan tetap baik-baik saja dengan atau tanpa pasangan. Di usia ini kamu akan sadar kalau kualitasmu tidak ditentukan oleh siapa yang ada disisimu. Hanya dirimu sendirilah yang bisa membuat hidupmu bermakna.
Ternyata kamu akan tetap baik-baik saja ketika undangan pernikahan mulai berdatangan. Melihat teman-temanmu menikah lebih dulu ternyata tidak membuatmu merasa kalah saing. Kamu akan bisa menerima bahwa setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing.
Mereka barangkali memang ditakdirkan settle di kehidupan cinta lebih dulu. Bagimu akan ada sisi kehidupan lain yang jalannya dilancarkan. Santai aja!

4. Kondangan Akan Jadi Agenda Rutin, Dan Lebih Baik Kamu Bersiap Diri

Mengahdiri acara pernikahan akan jadi kegiatan rutin
Mengahdiri acara pernikahan akan jadi kegiatan rutin via www.dwibcc.com
Menghadiri acara pernikahan teman dan rekan kerja akan jadi agenda rutin yang menyapamu setiap akhir pekan. Dan sampai kamu tua nanti, agenda yang satu ini tidak akan pernah hilang.
Di usia belasan dan awal 20-an kamu akan malas menghadiri acara resmi macam ini. Tapi di usia 25 kamu akan sadar kalau tidak hadir berarti tidak menghormati orang yang mengundangmu. Kamu harus meluangkan waktu untuk sekedar setor muka di acar-acara pernikahan.
Ada baiknya kamu mulai menyisihkan anggaran untuk membeli kado dan memberi sumbangan. Oh iya, jangan lupa juga siapkan pakaian formal yang cukup mumpuni untuk dibawa ke kondangan. Gak punya partner kondangan itu tidak sememalukan tampil tidak pantas di acara resmi yang dihadiri semua kolegamu, loh!

5. Tidak Semua Perkataan Dan Pendapat Orang Lain Layak Kamu Pertimbangkan

Pengen rambut biru? Sah-sah aja kok!
Pengen rambut biru? Sah-sah aja kok! via nymag.com
Di masa-masa sekolah dan kuliah citra dirimu seakan ditentukan oleh pendapat orang-orang di sekitarmu. Kamu ingin tumbuh jadi pribadi yang disukai semua orang. Kritik dan pendapat orang lain akan jadi hal yang benar-benar kamu masukkan ke dalam hati.
Di usia 25 tahun kamu akan sadar bahwa ada kalanya kamu harus mengabaikan suara diluar sana dan fokus pada hidupmu sendiri. Kamulah yang menjalani hidupmu, maka kamu juga yang paling tahu apa yang harus dilakukan. Kamu tidak lagi membuang waktu untuk memikirkan semua perkataan orang.
Hanya yang benar-benar relevan dan rasional saja yang layak jadi acuan. Kamu ingin rambut biru tapi takut diejekin sama teman kantor? Cuekin aja, hidup-hidupmu ini kok!

6. Tidak Semua Rencanamu Bisa Tercapai Di Umur 25, Dan Itu Normal

Tidak semua rencanamu bisa tercapai
Tidak semua rencanamu bisa tercapai via www.youtube.com
Barangkali kamu sudah punya gambaran tentang hal-hal apa saja yang akan kamu capai di usia 25. Sudah menikah, punya pekerjaan yang gajinya besar, sudah punya rumah sendiri — di usia 25 ada beberapa orang yang beruntung bisa mewujudkannya, ada pula yang masih berjuang untuk mencapainya.
Jika kamu belum mencapai target hidupmu di usia 25, jangan kecewa dulu. Tidak semua hal bisa berjalan sesuai rencanamu. Tapi bukan berarti hal yang tercapai diluar target tidak akan membawa kebaikan bagi hidupmu. Terkadang hidup tidak bisa diatur seketat jadwal pelajaran. Kamu hanya harus menjalaninya sebaik mungkin.

7. Orang Tuamu Juga Manusia Biasa yang Butuh Bantuan

Sesempurna apapun orang tuamu, mereka tetap manusia biasa
Sesempurna apapun orang tuamu, mereka tetap manusia biasa via www.presidenri.go.id
Orang tuamu bukanlah malaikat yang bisa selalu menunjukkan contoh yang baik. Di usia 25 akan ada beberapa momen dimana kamu melihat mereka jatuh di titik terendah dalam hidup. Kali ini giliranmu mengulurkan tangan dan membantu mereka. Bukankah mereka yang selalu ada di titik terendah hidupmu selama ini?
Di usia yang makin dewasa kamu akan memahami bahwa orang tuamu juga butuh tempat berbagi. Kamu tidak lagi bisa menggantungkan diri pada mereka, justru kamulah yang harus meluangkan waktu untuk banyak memberi.

8. Kamu Akan Sadar Kalau Orang Tuamu Tidak Akan Hidup Selamanya

Suatu hari orang tuamu harus pergi dari dunia ini
Suatu hari orang tuamu harus pergi dari dunia ini via www.ronamasa.com
Semasa remaja kamu sering bertengkar dan tidak setuju dengan pendapat mereka. Tapi di usiamu yang ke 25 matamu akan terbuka, merekalah yang benar-benar menyayangimu. Dan dua orang yang mencintaimu dengan sepenuh hati ini tidak akan selamanya ada di dunia.
Hubunganmu dan mereka akan mulai bergeser. Kamu akan meluangkan waktu untuk menelepon dan mengunjungi mereka. Kesehatan dan kebahagiaan orang tua juga jadi prioritas perhatianmu. Kanu akan sadar bahwa mereka adalah bagian penting hidupmu yang harus dijaga selagi masih ada.

9. Jangan Pernah Membandingkan Kebahagiaanmu Dengan Kebahagiaan Orang Lain

Hidupmu berbeda dengan orang lain
Hidupmu berbeda dengan orang lain via www.pinterest.com
Barangkali kamu akan merasa iri ketika temanmu mendapat beasiswa ke luar negeri. Atau ketika ada kawan yang menikah dan mendapatkan pekerjaan idamannya. Iri itu wajar, tapi jangan pernah membandingkan kebahagiaanmu dengan mereka.
Menilai kesuksesanmu berdasarkan pencapaian dan standar orang lain hanya akan membuatmu lelah dan jadi makhluk yang tidak bersyukur. Kamu dan temanmu punya jalan hidup yang berbeda. Kebahagiaan dan pencapaian kalian tidak layak ditandingkan. Lagipula ini hidup kan, bukan pertandingan sabung ayam?

10. Kesuksesan Bukan Hanya Soal Uang

Keluarga yang hangat juga bentuk kesuksesan
Keluarga yang hangat juga bentuk kesuksesan via thesoulofseoul.net
Akan ada masa kamu sangat getol bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Tapi jangan lupa, kelak kamu akan menyadari kalau kesuksesan itu bukan hanya soal uang. Jangan sampai menyesal karena hanya mengejar materi semasa muda hingga kehilangan sisi hidup lainnya.
Sejak usia 25-an kamu perlu tahu kalau sukses bukan hanya soal berapa banyak uang yang kamu hasilkan. Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sahabat, bisa memberikan sesuatu ke masyarakat dan jadi pribadi yang bermanfaat akan membuatmu jauh lebih merasa tercukupi.
Punya uang memang penting. Tapi hidupmu tidak layak dihabiskan hanya demi kegiatan mengumpulkan materi.

11. Tapi, Tidak Bisa Mengatur Uang Akan Jadi Masalah

Tidak bisa mengatur uang bisa jadi masalah
Tidak bisa mengatur uang bisa jadi masalah via www.huffingtonpost.com
Kesuksesan bukan hanya soal uang. Tapi tidak bisa mengatur uang bisa membuatmu hancur. Di usiamu yang sudah 25 tahun saatnya kamu mulai memperhatikan pemasukan dan pengeluaranmu. Atur gajimu sedemikian rupa agar kamu tetap memiliki uang simpanan untuk kebutuhan mendadak.
Mulai mengambil asuransi untuk proteksi diri juga penting, biar kamu tidak kehabisan uang untuk urusan kecelakaan dan kesehatan. Kalau ingin tahu lebih lengkap tentang tips finansial untuk anak umur 20-an kamu bisa baca di artikel Hipwee ini.

12. Sebaik-Baik Pekerjaan Adalah Pekerjaan yang Bisa Kamu Lakukan Dengan Hati

Doris, fotografer makanan asal Korea Selatan yang sangat mencintai pekerjaannya
Doris, 25 tahun. Fotografer makanan asal Korea Selatan yang sangat mencintai pekerjaannya via doreese.tumblr.com
Di usia 25 kamu akan menghabiskan banyak waktumu untuk bekerja. Di titik ini pula kamu akan sadar bahwa ada beberapa pekerjaan yang memang jadi panggilan hidupmu. Dan lebih baik kamu mengejar pekerjaan itu sebelum kehabisan waktu.
Kamu akan tahu bahwa bekerja itu bukan hanya soal gaji, tapi juga tentang hati. Hidup terlalu singkat untuk bertahan pada pekerjaan yang memberimu banyak uang tapi membuat hidupmu kering pengalaman.

13. Tidak Semua Masalah Layak Kamu Bagi Ke Orang Lain

Kamu akan belajar menyimpan masalah sendiri
Kamu akan belajar menyimpan masalah sendiri via plus.google.com
Saat masih umur belasan dan awal dua puluhan rasanya mudah untuk membagi masalah ke orang lain. Baik lewat curhat langsung maupun via sosial media. Seakan dengan membagi masalah, bebanmu bisa lebih ringan.
Di umurmu yang makin dewasa kamu akan sadar bahwa tidak semua masalah layak dibagikan ke orang lain. Kamu perlu makin selektif memilih hal apa yang bisa kamu ceritakan ke orang lain dan hal apa yang bisa kamu selesaikan sendiri. Lagipula semua orang sudah punya masalah mereka sendiri kan? Tidak sepantasnya kamu menambah beban mereka dengan masalahmu.

14. Kamu Tidak Bisa Mempertahankan Semua Temanmu Selamanya

Teman akan terus datang dan pergi
Teman akan terus datang dan pergi via games.usvsth3m.com
Seiring usia yang makin bertambah kamu akan menyadari bahwa lingkaran pertemananmu ternyata semakin kecil. Kamu akan kehilangan kontak dengan beberapa teman, tidak lagi mengetahui perkembangan kehidupan mereka lalu berhenti berkomunikasi sama sekali.
Walau pastinya tidak menyenangkan saat harus kehilangan teman, tapi proses ini adalah siklus normal yang pasti dilewati. Hidup akan mempertemukanmu dengan orang-orang baru yang lebih sejalan. Pergi dan datangnya teman adalah hal yang biasa. Mereka yang tetap bertahan setelah sekian lama adalah teman sejati yang memang layak kamu jaga.

15. Proses Mencari Dan Mengembangkan Diri Tidak Akan Pernah Selesai

Proses mencari jati diri tidak akan selesai
Proses mencari jati diri tidak akan selesai via www.mydress.com
Dulu kamu mengira sudah akan selesai dengan dirimu sendiri di usia 25. Pokoknya kamu sudah jadi manusia dewasa, deh. Tapi kenyataannya tidak sesederhana itu. Justru di usia 25 kamu akan makin merasa tertantang untuk menemukan hal yang kamu suka dan mengembangkan diri. Tidak jarang kamu akan ikut kelas tambahan dan makin menggiati hobi di usia ini.
Di usiamu yang sudah 25 tahun kamu sadar bahwa proses mencari dan mengembangkan diri adalah sebuah proses yang tidak akan pernah ada ujungnya. Sampai kapanpun kamu masih akan terus haus ingin mengembangkan diri. Keinginan ini justru harus terus kamu jaga, agar kamu bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik.

16. Kamu Tidak Sepantasnya Membuat Komitmen Besar Dalam Hidup Hanya Untuk Menyenangkan Orang Lain

Menikah hanya untuk menyenangkan orang tuamu? Hmmm......
Menikah hanya untuk menyenangkan orang tuamu? Hmmm…… via www.ricoademandana.com
Di usia 25 kamu akan dihadapkan pada berbagai tuntutan sosial. Gak percaya nih ya beberapa contohnya:
  • Kapan menikah?
  • Kapan punya anak
  • Kapan lanjut S2
  • Kok belum dapat kerjaan mapan?
  • Kapan pakai jilbab
  • Ayo dong, mulai berinvestasi!
Terkadang telingamu jengah mendengar banyaknya masukan yang datang. Akhirnya kamu melakukannya hanya untuk membuat orang-orang disekitarmu diam.
Hidupmu terlalu berharga untuk disia-siakan demi standar hidup yang diyakini orang lain. Kamu tidak perlu mengambil berbagai komitmen besar yang secara pribadi kamu rasa belum perlu untuk dilakukan. Hidup dan kebahagiaanmu ada di tanganmu sendiri. Jangan biarkan orang lain menetapkan standar untukmu.

17. Butuh Lebih Dari Sekedar Cinta Untuk Membuat Hubungan Berhasil

Butuh lebih dari sekedar cinta
Butuh lebih dari sekedar cinta via suara.com
Di usia ini kamu akan sadar bahwa cinta saja tidak cukup untuk membuat sebuah hubungan berhasil. Ada faktor-faktor lain yang lebih krusial dari perasaan. Hal-hal teknis seperti pekerjaan, jarak penghasilan hingga gaya hidup ternyata menentukan bertahan atau tidaknya sebuah hubungan cinta.
Kamu tidak lagi jadi orang yang bertahan pada hubungan yang sudah jelas tidak bisa dibawa kemanapun hanya karena sudah terlalu cinta. Di usia 25 kamu akan lebih rasional, dengan gagah berani melepaskan dia yang tidak bisa diajak membangun masa depan bersama.

18. Hal Terberat Dalam Hidup Adalah Tidak Melupakan, Tapi Melepaskan Dengan Ikhlas

Belajarlah untuk melepaskan
Belajarlah untuk melepaskan via quotego.biz
Perpisahan yang kamu hadapi di usia 25 akan berbeda dengan yang sudah-sudah. Kali ini perpisahan akan menyisakan bekas yang lebih dalam. Kamu memang akan lebih mudah memutuskan berpisah saat hubungan yang dijalani sudah tidak lagi rasional, tapi bukan berarti kamu juga bisa dengan mudah melupakan dan melepaskan mereka.
Di usia 25 kamu perlu belajar bahwa hal terberat dalam hidup adalah melepaskan dengan ikhlas. Kamu tidak akan pernah lupa pada mantan pasanganmu. Dia sudah memberi warna dan punya andil dalam membentuk dirimu. Satu-satunya jalan agar kamu bisa melanjutkan hidup adalah melepaskannya dengan ikhlas. Dan ini sungguh tidak mudah.

19. Terus-Terusan Mengikuti Hati Tidak Akan Membawamu Kemanapun

Quote ini tidak lagi relevan
Quote ini tidak lagi relevan via www.qtations.com
Bukan berarti kamu tidak boleh mempercayai insting, tapi kamu mulai harus menggunakan otak dan rasiomu untuk memutuskan segala sesuatu. Kamu bukan lagi remaja yang bisa berlindung di ketiak orang tua setiap ada masalah. Sekarang kamu punya kewajiban dan tanggung jawab pada hidupmu sendiri.
Kamu perlu bisa menarik garis tegas antara suara hati dan emosi. Mengikuti kata hati memang akan membawa banyak kebaikan bagi hidupmu. Tapi saat suara yang kamu ikuti adalah emosi, maka penyesalanlah yang akan menunggumu di ujung perjalanan.

20. Hidup Terlalu Singkat Jika Tidak Kamu Manfaatkan Untuk Melihat Dunia

Langkahkan kakimu untuk melihat dunia
Langkahkan kakimu untuk melihat dunia via thoughtcatalog.com
Sebentar lagi kamu tidak akan lagi punya kebebasan khas anak muda usia 20-an. Akan ada kewajiban dan manusia lain yang menggantungkan hidup mereka padamu. Inilah saatnya kamu memuaskan hasratmu untuk melihat dunia, merasakan pengalaman  yang hanya bisa kamu jajal langsung tanpa perantara.
Sisihkan uang dan waktumu. Angkat ransel, keluarlah dari kota atau negaramu. Dari perjalanan kamu akan belajar bahwa ada hal-hal lain diluar rutinitas yang selama ini kamu jalani yang mampu membuatmu kembali merasa tertantang. Dengan melihat dunia kamu akan jadi pribadi yang terus haus untuk berkembang.

21. Terkadang Kamu Perlu Jadi Orang yang Spontan Dan Mementingkan Dirimu Sendiri

Spontanitas tetap perlu
Spontanitas tetap perlu via princeon.blogspot.com
Sesekali belanja barang mahal setelah menyelesaikan proyek yang menyita waktu dan pikiran itu sah-sah saja. Secara spontan beli tiket ke Medan dan jalan-jalan seharian juga boleh kalau kamu kesepian di akhir pekan. Tetap isi hidupmu dengan spontanitas yang membuat hari-harimu lebih berwarna. Jangan cuma terpaku pada jadwal dan to-do lists.
Kamu juga perlu jadi egois dan membahagiakan dirimu sendiri. Jadi dewasa bukan berarti lupa caranya bersenang-senang kan?

22. Jaga Siklus Hidup Dan Kesehatanmu

Jaga kesehatanmu
Jaga kesehatanmu via eatmovedreamrepeat.blogspot.com
Ucapkan selamat tinggal pada kemampuan begadang 2 hari 2 malam yang sempat kamu miliki semasa kuliah. Kini badanmu tidak lagi sehandal dulu. Kamu butuh waktu istirahat yang memadai agar bisa segar keesokan harinya. Tidak ada lagi malam-malam tanpa tidur karena lembur tugas atau sekedar nonton bola.
Di usiamu yang sudah 25 kamu harus mulai memperhatikan kesehatan dan siklus hidupmu. Perbanyak makan-makanan sehat. Berolahragalah secara rutin. 20 tahun kedepan kamu akan bersyukr sudah menjaga tubuhmu dengan baik sejak masih berumur 25 tahun.
u

23. Kamu Perlu Belajar Untuk Jadi Orang yang Lebih Tenang Dalam Menghadapi Masalah

Kamu harus lebih tenang dalam menghadapi masalah
Kamu harus lebih tenang dalam menghadapi masalah via secretliveschi.com
Masalah hidup tidak akan pernah berkurang. Ia akan tetap rutin menyambangimu saban hari. Bahkan kini kadar stres-mu akan bertambah. Jalanan macet, kerjaan banyak, duit kurang. Duh, pusing!
Tapi mengikuti emosi dan marah-marah juga tidak akan menyelesaikan masalah. Kamu perlu jadi orang yang bisa menghadapi masalah dengan kepala dingin. Rasionalitas dan pengendalian emosi yang baik adalah kunci hidup tenang dalam segala situasi.

24. Sesuatu Tidak Akan Pernah Berubah Kalau Kamu Tidak Mengambil Langkah Untuk Mengubahnya

Jangan pernah menyesal di kemudian hari
Jangan pernah menyesal di kemudian hari via onlyfromscratch.blogspot.com
Kamu sebel banget sama bos-mu yang cerewet? Atau kesel sama tetangga kos yang selalu ribut dari pagi sampai pagi lagi? Semua hal-hal menyebalkan itu tidak akan pernah berubah jadi lebih baik kalau kamu tidak mengambil aksi untuk mengubah keadaan.
Mengeluh tidak pernah jadi solusi. Kini kamu harus sadar kalau semua perubahan harus dimulai. Dan tanganmulah yang punya kuasa untuk mengawalinya. Kalau kamu nggak suka dan jengah sama sesuatu, lakukan sesuatu untuk mengubahnya!

25. Menjadi Manusia Berumur 25 Tahun Ternyata Tidak Semenakutkan yang Kamu Kira

Ternyata menjadi 25 tidak semenakutkan bayanganmu
Ternyata menjadi 25 tidak semenakutkan bayanganmu. You are awesome! via www.pinterest.com
Suatu hari, ketika jam dinding menunjukkan tepat jam 12 malam dan hari berganti ke tanggal kelahiranmu– kamu akan menyadari bahwa kamu sudah 25 tahun dan tetap merasa sama. Kamu tidak berubah jadi manusia dewasa yang membosankan. Selera humor dan hobimu tetap bertahan.
Kini kamu hanya jadi manusia yang lebih bijak mempertimbangkan semua aspek dalam kehidupan. Memasuki umur 25 tahun ternyata tidak semenakutkan apa yang kamu bayangkan. Toh hidup akan terus berjalan dan kamu hanya harus memberikan semua kemampuan terbaikmu agar bisa mencapai keberhasilan.

Apakah kamu sepakat kalau kamu perlu tahu hal ini sebelum kamu memasuki usia 25 tahun? Selamat menyambut dan mempersiapkan usia 25-mu! Semoga hidupmu selalu dikelilingi kebaikan.

sumber : http://www.hipwee.com/motivasi/25-hal-yang-perlu-kamu-tahu-sebelum-memasuki-usia-25-tahun/

Senin, 06 Juli 2015

Root Imo s50 Gunadarma

Kali ini gue akan kasih tau caranya me root hp imo s50 gunadarma. untuk me root hp ini gampang-gampang susah , gue aja sampe ulang berkali-kali. untuk lebih lanjut download dulu bahan-bahannya yang ada di bawah ini .

Download Bahan –  bahan Root dibawah ini :
1.   MT6572_Android_scatter
2.  IMO-S50_140924__recovery_141224-233817
3.  UPDATE-SuperSU-v2.40
4.  SP-Flash Tools
Setelah di download semua nya Lalu ikuti langkah – langkah berikut ini
Langkah pertama adalah :
1. Instal SP-Flash Tool nya
2. Buka SP-Flash Tool nya lalu ikuti gambar dibawah ini
1
4. Setelah klik open, checklist recovery, lalu arahkan ke lokasi IMO-S50_140924__recovery_141224-233817 yang barusan anda download
2
5. matikan imo anda lalu cabut battrenya dan pasang lagi, imo nya jangan di hidupkan(hh masih dalam keadaan mati), lalu klik download, baru di sambungkan imo anda dengan komputer menggunakan kabel data usb
6. biarkan proses berlanjut hingga 100% dan muncul lingkaran hijau / gambar checklist..
7. Lalu tunggu sampai hp imo anda hidup secara otomatis
Setelah langkah diatas sudah selesai dan imo anda sudah hidup, nah sekarang tinggal memasukan SUPERSU nya kedalam IMO anda.
Langkah selanjutnya :
1. Simpan Update-SuperSU didalam micro sd anda, simpan diluar (jangan di dalam folder)
2. Matikan imo anda
3. Lalu masuk ke CWM dengan cara “Tekan tombol power + Volume Up (Barengan)”
4. Pilih Instal From SD Card
5. Cari Update-SuperSU nya lalu pilih yes lalu instal Update-SuperSU nya
6. Lalu ada pilihan yes yes aja
7. Setelah selesai, pilih Go Back lau Reboot System Now
FINISH !! hh IMO S50 Light anda sudah di Root

Bukti :

TUGAS SOFTSKILL : ORGANISASI

BAB 1:PERILAKU ORGANISASI

DEFINISI PERILAKU ORGANISASI
Adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok tertentu.
Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada.
Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.

Unsur utama perilaku organisasi :
a)  Pandangan psikologi
b)  Pandangan ekonomi
c)  Pandangan bahwa individu dipengaruhi aturan organisasi dan pemimpinnya
d)  Pandangan tentang penekanan kepada tuntutan manajer untuk mencapai tujuan organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi :
·         Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
·         Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran  yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
·         Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
·         Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.
Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :

1) Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.

2)  Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.

3)  Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen) sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi
PENDEKATAN STUDI PERILAKU ORGANISASI
Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :

a) Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber. Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :
-         Telah mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,
-         Memusatkan perhatian pada peningkatan produktifitas dan kualitas
-         Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai bagi organisasi,
-         Penerapan pembagian kerja,
-         Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,
-         Mengembangkan prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.
Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab yang jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan kebutuhan sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.

b) Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara lain
- Secara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan interpersonal dalam perilaku kelompok,
-  Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,
-  Mempertanyakan anggapan bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk memaksimalkan pemenuhan kepentingan personalnya,
-   Menunjukkan bagaimana sistem teknis dan sistem sosial saling berhubungan,
-   Menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dan produktifitas.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
-   Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,
-   Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
-   Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
-   Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan kesadaran sendiri berkaitan dengan segala  sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,
-   Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil namun mengabaikan pengaruh struktur sosial yang lebih luas.

c) Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson. Thoha menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam organisasi dan bagaimana sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :
-  Way of thinking
Tingkat analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.
-  Interdisciplinary field
Memanfaatkan berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang ada.
-  Humanistic orientation
Manusia dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan, dan tujuan merupakan nilai utama.
-  Performance oriented
Selalu mengarah pada performance.
-  External environment
Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.
-  Metode ilmiah (scientific method)
-  Application orientation
Memusatkan perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul dalam konteks manajemen organisasi.

LINGKUP PERILAKU ORGANISASI
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

BAB 2:DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya akan dipengaruhi oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa sifat / ciri khas sikap ke dalam tatanan organisasi seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi atau yang lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.
Di lihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

1. Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.
Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

3. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.
Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

5. Tingkat dari Kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

6. Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.
Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
·                Produktifitas kerja
·                Kepuasan kerja
·                Tingkat absensi
·                Tingkat turnover

BAB 3:PERSEPSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INDIVIDU

1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi.
Persepsi menurut Robbins adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Menurut Manahan, persepsi adalah gambaran seseorang tentang sesuatu obyek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

1. Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. 

2. Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula. 

3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.
Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan persepsi adalah proses gambaran yang ada pada individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diterima oleh indera sehingga memberikan makna kepada lingkungan. 
Ketika seorang individu melihat suatu sasaran atau mengobservasi dan berusaha menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan.

2. Beberapa Isu Mengenai Persepsi Orang
o Teori persepsi; persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal
o Teori Atribusi menurut Manahan adalah proses pembentukan persepsi dimulai dengan jalan obsevasi tentang sesuatu obyek atau subyek, yang kemudian diinterpretasikan menjadi persepsi dengna melengkapi gambaran-gambaran penyebab dan yang akan mengakibatkan sesuai akan terjadi secara berlanjut. 
Sedangkan menurut Robbins adalah pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya. Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dan lain sebagainya, akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri (eksternal). Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga faktor :

- Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.
- Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan cara yang sama.
- Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.
Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing.
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi.
• Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita.
• Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal.
• Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. 
• Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya.
• Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap kelompok seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk malas, maka kita akan mempersepsikan semua orang gemuk secara sama. Generalisasi seperti ini dapat menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan memungkinkan kita mempertahankan konsistensi, namun sangat mungkin juga bahwa stereotipe itu tidak mengandung kebenaran ataupun tidak relevan.


3. Penerapan Khusus dalam Organisasi
Penilaian memiliki banyak konsekuensi bagi organisasi. Didalamnya orang-orang selalu saling menilai. Berikut ini adalah beberapa penerapannya yang lebih jelas :

1. Wawancara karyawan : bukti menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat hal-hal yang berlainan dalam diri seorang calon yang sama. Jika wawancara merupakan suatu masukan yang penting dalam keputusan mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa faktor-faktor perseptual mempengaruhi siapa yang dipekerjakan dan akhirnya mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu organisasi.

2. Pengharapan kinerja : Bukti menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru. Pengharapan kita mengenai seseorang/sekelompok orang akan menentukan perilaku kita. Misalnya manager memperkirakan orang akan berkinerja minimal, mereka akan cenderung berperilaku demikian untuk memenuhi ekspektasi rendah ini.

3. Evaluasi kinerja : penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada proses perseptual. Walaupun penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara subjektif. Ukuran subjektif adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu kesan umum mengenai karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi hasil penilaian tersebut.

4. Upaya karyawan : Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat penting, jadi bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan prasangka (bias) perseptual.

5. Kesetiaan karyawan : pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah apakah karyawan tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian kesetiaan tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang melaporkan tindakan tak etis dari atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai pengacau.

4. Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oelh managernya.
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya.
Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks. Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, kecenderungan dalam pengambilan resiko dan kemungkinan ketidakcocokan.
Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam membuat keputusan (decission making) karena persepsi mejadi landasan bagi individu untuk meyusun identifikasi, analisa, serta menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan.

5. Proses Pengambilan Keputusan Rasional
Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Ada enam langkah dalam model pengambilan keputusan yang rasional, yaitu : menetapkan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasikan bobot pada kriteria, mengembangkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif terbaik.
Model pengambilan keputusan yang rasional diatas mengandung sejumlah asumsi, yaitu :
 Kejelasan masalah : pengambil keputusan memiliki informasi lengkap sehubungan dengan situasi keputusan.§
 Pilihan-pilihan diketahui : pengambil keputusan dapat mengidentifikasi semua kriteria yang relevan dan dapat mendaftarkan semua alternatif yang dilihat.§
 Pilihan yang jelas : kriteria dan alternatif dapat diperingkatkan sesuai pentingnya.§
 Pilihan yang konstan : kriteria keputusan konstan dan beban yang ditugaskan pada mereka stabil sepanjang waktu.§
 Tidak ada batasan waktu dan biaya : sehingga informasi lengkap dapat diperoleh tentang kriteria dan alterna§tif.
 Pelunasan maksimum : alternatif yang dirasakan paling tinggi akan dipilih.§

6. Meningkatkan Kreativitas dalam Pengambilan Keputusan
Dengan adanya kreativitas pengambil keputusan dapat memproduksi gagasan-gagasan baru yang bermanfaat. Selain itu, juga memungkinkan untuk lebih menghargai dan memahami masalah, termasuk masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.
1. Potensial kreatif : yaitu potensi yang dimiliki kebanyakan orang, namun untuk mengeluarkannya orang harus keluar dari kebiasaan psikologis yang kebanyakan dari kita terlibat didalamnya dan belajar bagaimana berpikir tentang satu masalah dengan cara yang berlainan.
2. Model kreativitas tiga komponen : suatu badan riset menunjukkan bahwa kreativitas individual pada hakikatnya menuntut keahlian, ketrampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsik. Semakin tinggi tingkat dari masing-masing komponen ini, maka semakin tinggi pula kreativitas seseorang.
Dalam suatu organisasi mengambil keputusan merupakan solusi dari suatu masalah yang disepakati bersama dan sesuai dengan tujuan dari oragansasi itu sendiri. Kebanyakan keputusan dalam organisasi biasanya diambil seperti dibawah ini :
1. Rasionalitas terbatas : para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun model-model yang disederhanakan yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya. Bila berhadapan pada masalah yang kompleks, kebanyakan orang menanggapi dengan mengurangi masalah pada level amna masalah itu dapat dipahami. Ini disebabkan karena kemampuan manusia mengolah informasi terbatas, membuatnya tidak mungkin mengasimilasi dan memahami semua informasi yang perlu untuk optimisasi. Dengan demikian, mereka mencari pemecahan yang memuaskan.
2, Intuisi : penggunaan intuisi untuk mengambil keputusan tidak lagi diangap tak rasional atau tak efektif. Ada pengakuan yang makin berkembang bahwa analisis rasional terlalu ditekankan dan bahwa dalam kasus-kasus tertentu mengandalkan pada intuisi dapat memperbaiki pengambilan keputusan. Namun perlu dilihat bahwa definisi intuitif dari para ahli adalah suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi ini juga saling melengkapi dengan analisi rasional. Ada 8 kondisi dimana orang paling mungkin menggunakan intuisi didalam pengambilan keputusan, yaitu : bila ada ketakpastian dalam tingkat yang tinggi, bila hanya sedikit preseden untuk diikuti, bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara ilmiah, bila ‘fakta’ terbatas, bila fakta tidak menunjukkan dengan jelas jalan utnuk dituruti, bila data analitis kurang berguna, bila ada beberapa penyelesaian alternatif untuk dipilih dengan argumen yang baik, dan bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan yang tepat.
3. Identifikasi masalah : masalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih lebih tinggi dibanding masalah-masalah yang penting. Ada dua alasan atas hal tersebut : mudah untuk mengenal masalah-masalah yang tampak, dan karena kita prihatin dengan pengambilan keputusan dalam organisasi sehingga para pengambil keputusan ingin tampil kompeten dan ‘berada pada puncak masalah’.
4. Pengembangan alternatif : bukti menunjukkan bahwa pengambilan keputusan adalah inkremental, bukan komprehensif. Artinya pengambil keputusan mengindari tugas-tugas sulit yang mempertimbangkan semua faktor penting, menimbang relatif untung dan ruginya, serta mengkalkulasi nilai untuk masing-masing alternatif. Sebagai gantinya, mereka membuat suatu perbandingan terbatas yang bersifat suksesif. Akibatnya pilihan keputusanpun disederhanakan dengan hanya membandingkan alternatif-alternatif yang berbeda dalam tingkat yang relatif kecil dari pilihan terbaru.
5. Membuat pilihan : untuk menghindari keputusan yang terlalu sarat, para pengambil keputusan mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan. Ada dua kategori umum heuristik dan satu bias lainnya, yaitu :
1. Heuristik ketersediaan : kecenderungan pada orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang sudah ada ditangan mereka. Ini menjelaskan mengapa para manager lebih mempertimbangkan kinerja terakhir karyawan daripada kinerjanya setengah tahun yang lalu. Sama halnya dengan pikiran orang bahwa naik pesawat lebih berbahaya daripada mobil.
2. Heuristik representatif : menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan menarik analogi dan melihat situasi identik dimana sebenarnya tidak identik. Contohnya adalah manager yang sering menghubungkan keberhasilan suatu produk baru dengan keberhasilan produk sebelumnya, anak-anak yang menonton film Superman dan merasa dirinya seperti Superman, dan lain sebagainya.
3. Peningkatan komitmen : suatu peningkatan komitmen pada keputusan sebelumnya meskipun ada informasi negatif. Individu meningkatkan komitmen terhadap suatu arah tindakan yang gagal ketika mereka memandang diri mereka sebagai orang yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa keputusan awal mereka tidak keliru dan menghindari keharusan untuk mengakui kekeliruan itu. Banyak organisasi menderita kerugian karena seorang manager bertekad membuktikan bahwa keputusan awalnya benar dengan terus mengorbankan sumber daya kepada apa yang merupakan kerugian sejak awal.

7. Perbedaan individual-gaya pengambilan keputusan 
Dari hasil riset mengidentikasikan empat pendekatan individual yang berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu :
- Analitis : memiliki toleransi jauh lebih besar terhadap ambiguitas, cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru.
- Direktif : memiliki toleransi rendah atas ambiguitas, mencari rasionalitas, efisien, logis, mengambil keputusan cepat, dan berorientasi jangka pendek.
- Konseptual : berpandangan sangat luas, mempertimbangkan banyak alternatif, orientasi jangka panjang, dan anagt baik untuk menemukan solusi yang kreatif.
- Perilaku : bisa bekerja baik dengan yang lain, memperhatikan kinerja rekan kerja dan usulan-usulan mereka, mengandalkan pertemuan untuk berkomunikasi, mencoba menghindari konflik, dan mengupayakan penerimaan.

8. Hambatan dari organisasi 
Hambatan dari organisas mengakibatkan para manager akan membentuk keputusan sesuai dibawah ini :
- Evaluasi kinerja : manager dipengaruhi oleh kriteria yang mereka gunakan untuk mengevaluasi. Mereka akan bertindak sesuai apa yang dijadikan penilaian/tolok ukur.
- Sistem imbalan : yaitu dengan mengemukakan kepada karyawan pilihan apa yang lebih disukai terhadap upah. Umumnya organisasi membuat peraturan formal untuk membakukan perilaku anggotanya. Dengan memprogramkan keputusan, organisasi mampu membuat individu mencapai level kinerja tinggi, namun membatasi pilihan pengambilan keputusan.
- Pembatasan waktu yang menentukan sistem : batas waktu yang eksplisit dalam pengambilan keputusan menciptakan tekanan waktu pada pengambil keputusan dan sering mempersulit untuk mengumpulkan semua informasi yang ingin merka dapatkan.
- Reseden historis : keputusan yang diambil dimasa lalu akan terus membayangi keputusan saat ini.

9. Perbedaan budaya 
Latar belakang budaya dari pengambil keputusan dapat mempengaruhi seleksi masalah, kedalaman analisis, arti penting yang ditempatkan pada logika dan rasionalitas, atau apakah keputusan organisasional hendaknya diambil secara otokratis atau secara kolektif.

Menurut Robbins lebih lanjut mengemukakan kultur berbeda-beda berdasarkan orientasi waktu, kepentingan rasionalitas, keyakinan terhadap kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah, dan pilihan untuk membuat keputusan kolektif.
Bagian terakhir adalah mengenai keetisan dalam pengambilan keputusan. Ada tiga kriteria keputusan yang etis, yaitu : kriteria utilitarian (dimana keputusan diambil semata-mata atas dasar hasil/konsekuensi mereka), menekankan pada hak dasar individu sesuai dengan Piagam Hak Asasi, dan menekankan pada keadilan. Kepedulian yang meningkat dalam masyarakat mengenai hak individu dan keadilan sosial menyarankan perlunya bagi manager untuk mengembangkan standar-standar etika yang didasarkan pada kriteria non-utiliter. Tentu saja ini adalah sebuah tantangan yang besar bagi manager, karena dengan demikian akan melibatkan jauh lebih banyak ambiguitas. Ini membantu menjelaskan mengapa para manager makin banyak dikritik karena tindakan-tindakannya. Kini, keputusan seperti menaikkan harga, menutup pabrik, memberhentikan karyawan secara massal, memindahkan produksi keluar negeri untuk mengurangi biaya, hanya dapat dibenarkan dalam makna utiliter, sedangkan keputusan tidak dapat lagi dinilai hanya dari kriteria tunggal tersebut.

BAB 4:PERILAKU ORGANISASI DAN METODE

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomisosiologiilmu politikantropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.

Text Widget

Copyright © Firdan Triyadi Saputra | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com